Minggu, 09 Juni 2013

Penyakit Asidosis

MENGENAL PENYAKIT ACIDOSIS

Acidosis merupakan penyakit yang timbul karena meningkatnya level asam laktat pada rumen, dan dikategorikan akut atau subakut berdasarkan pH ruminal. Istilah Acidosis sudah dikenal semenjak pemakaian biji-bijian sebagai pakan meluas. Acidosis terjadi bila hewan ternak mengkonsumsi karbohidrat yang bisa difermentasi dalam jumlah yang cukup bayak, yang mana hal tersebut dapat menyebabkan akumulasi non physiologis dan berakibat pada penurunan pH. Asam organik adalah produk fermentasi dari mikroba. Pada kondisi intake normal, asam organik tidak menumpuk karena absorpsi ruminal sama dengan produksi. Dalam kondisi seperti ini, fermentasi rumen akan stabil dan pH berkisar antara 5,6-6,5, dengan rata-rata pH biasanya sekitar 5,8-6,2; pH kadang-kadang drop di bawah 5,6 untuk jangka waktu singkat selama siklus makanan biasa. Sedangkan fluktuasi terjadi karena pH ruminal dipengaruhi oleh asupan gandum. Pada hewan ternak ruminansia, ternak diberi pakan konsentrat, menyebabkan turunnya aktifitas pengunyahan dan memamah sehingga pengeluaran air liur berkurang. Selain itu, jika kapasitas absorpsi dari dinding rumen lemah maka kemampuan untuk mempertahankan pH terpengaruh, pH rumen merupakan faktor penting dalam menstabilkan fungsi waduk karena berpengaruh pada populasi mikroba dan produk fermentasi, Oleh karena itu, akumulasi nonphysiologis asam organik mengakibatkan penurunan pH di bawah normal (5,6). 
A. Asidosis pada penggemukan sapi
1. Tanda-Tanda Fisik: 
Diare, mucus pada feces, dehidrasi, inkoordinasi, akhirnya akan terjadi kematian. 
2. Tanda-tanda fisiologis: 
Peningkatan level asam laktat pada rumen, pH rumen dan pH darah menurun, hemo konsentrasi, peningkatan tekanan osmotik dalam rumen, rumen statis, penurunan jumlah protozoa rumen. Penyebab:  Asidosis dapat terjadi karena sapi mengkonsumsi pakan yang kaya karbohidrat tersedia secara berlebihan.
3. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh manajemen dan fisiologis. 
I. Manajemen 
a. Awal pemberian pakan pada sapi Sering sapi-sapi yang masuk ke dalam feedlot tidak pernah diberi konsentrat secara berlebihan. Akan lebih baik menggunakan pakan kasar (roughage) untuk sapi-sapi yang baru datang, kemudian secara bertahap diberi konsentrat sampai akhirnya full feed. 
b. Perubahan pakan Bila level konsentrat ditingkatkan, harus diberikan secara bertahap sehingga kalori yang dikonsumsi, peningkatannya juga bertahap. 
c. Pakan dengan energi tinggi Sangat sulit dalam pemberian pakan dengan kandungan konsentrat tinggi tanpa mengalami asidosis / kembung. Kejadian asidosis paling tinggi terjadi selama musim panas / pada waktu perubahan cuaca. Hal ini karena pakan yang dikonsumsi berfluktuasi dalam jumlah dan kualitas. 
d. Cuaca dan musim Kejadian asidosis paling tinggi terjadi selama musim panas / pada waktu perubahan cuaca. Hal ini karena pakan yang dikonsumsi berfluktuasi dalam jumlah dan kualitas 
e. Perbedaan bangsa Sapi Brahman yang diberi konsentrat tinggi, level asam laktat dalam darah akan meningkat lebih cepat dibandingkan dengan sapi Hereford atau Angus. 
II. Fisiologis 
a. Motilitas rumen berhenti / statis Bila pH rumen menurun mendekati 5, kontraksi rumen juga akan menurun dan akhirnya akan berhenti sama sekali karena banyak mikrobia rumen yang mati. 
b. Diare / dehidrasi Dalam kondisi ini akan terjadi penurunan total air tubuh sampai dengan 8% dari BB (pada domba). Cairan fecal yang hilang melalui diare cukup besar dan terjadi ketika motilitas rumen terdepress. 
c. Asidosis sistemik Asidosis akut pada ruminansia disebabkan karena kelebihan konsumsi KH fermentable yang menyebabkan penurunan pH karena produksi VFA dan non VFA yang besar. Selama asidosis, bakteri pencerna selulosa dan protozoa jumlahnya menurun dengan cepat. Dengan kata lain organisme yang menstabilkan lingkungan rumen berada di bawah kondisi normal. Pemberian pakan dengan kandungan SK tinggi (roughage) akan membantu mengurangi terjadinya asidosis, karena roughage mempunyai kemampuan buffer yang lebih baik daripada konsentrat. 
B. Pencegahan
Pengendalian acidosis jelas Sangat tergantung pada manajemen nutrisi. Karena masalah acidosis subakut tidak mudah dikenali. Namun, penting untuk mewaspadai faktor gizi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penanganan acidosis subakut. Evaluasi gizi adalah langkah pertama dalam mengendalikan acidosis. Namun, acidosis dapat terjadi walaupun ternak secara bertahap disesuaikan dengan pakan gandum. Jenis dan jumlah butiran, jenis prosesing butiran, jenis dan tingkat kekasaran, dan pakan tambahan adalah faktor penting yang mempengaruhi acidosis subacute. Butir dan prosesnya membedakan tingkat fermentasi dan yang lebih tinggi mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk memunculkan acidosis. Salah satu strategi untuk meminimalkan risiko yang berkaitan dengan butiran makanan yang tinggi tingkat fermentasinya (gandum, barley, jagung, dan sebagainya) adalah mencampur butir dengan bahan-bahan yang lebih rendah tingkat fermentasi patinya. Efisiensi pada kombinasi pakan, lebih baik dibandingkan dengan menggunakan satu pakan butiran, sebagaimana dimaksud oleh nutritionists sebagai efek asosiatif. Prosesing juga merupakan faktor yang mempengaruhi prevalensi acidosis.Umumnya hijauan ditambahkan ke pakan finishing untuk mengendalikan acidosis dan demi kelancaran transisi selama beradaptasi dengan pakan butiran. Dampak nyata dari pemberian bahan kasar adalah dapat menjadi faktor untuk menjaga kesehatan dan integritas ruminal papillae. Ruminal papillae yang normal lebih besar absorpsi permukaan untuk penyerapan gizi, dibandingkan dengan papillae yang abnormal dan cacat. Monensin banyak dipakai sebagai pakan tambahan di feedlot untuk meningkatkan efisiensi.

C. Pengobatan
Pengobatan pada ternak yang terjangkit Acidosis dapat dilakukan dengan pemberian Vitamin tonicum secara injeksi (intramuskuler) dan Tympanex.
(Sumber: feedlot7.blogspot.com: manajemen-kesehatan-pada-penggemukan)